Rabu, 23 September 2009

BERPIKIR POSITIF

ORANG menjadi kuat, pada dasarnya karena mentalnya kuat. Orang menjadi lemah, karena mentalnya lemah. Begitu juga, orang sukses, karena ia memiliki keinginan untuk sukses. Dan orang yang gagal, karena ia berbuat gagal. Dalam hal ini, ada keterangan yang menyebutkan bahwa: “Orang yang kuat lebih disukai dan lebih baik dari orang yang lemah.” Jadi, manusia tangguh dan kuat itu, sudah seharusnya menjadi cita-cita kita dalam rangka mengabdi kepada-Nya.

Dalam hal ini, kesuksesan menurut pandangan agama Islam itu memiliki dua syarat pokok. Yakni iman dan ilmu. Kedua hal ini, kalau kita kaji secara rinci, jelas-jelas memiliki pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. Dengan kuatnya iman seseorang, maka ia akan sangat berpengaruh terhadap kualitas kehidupan manusia. M. Ridwan IR Lubis, menyebutnya ada tiga pengaruh iman yaitu berupa: kekuatan berpikir (quwatul idraak), kekuatan fisik (quwatul jismi), dan kekuatan ruh (quwatur ruuh).
Sedangkan menurut M. Yunan Nasution, mengungkapkan bahwa pengaruh iman terhadap kehidupan manusia itu berupa: iman akan melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda; menanamkan semangat berani menghadapi maut; membentuk ketentraman jiwa; dan membentuk kehidupan yang baik.

Menyikapi keadaan seperti saat ini, kita seharusnya tidak menjadi pesimis dan berserah diri. Kita harus optimis dan selalu berusaha untuk mencapai yang terbaik dalam hidup ini. Sehingga untuk menjadikan pribadi pantang menyerah dan tangguh ini, maka dalam diri kita harus tertanam sikap optimis, berpikir positif, dan percaya diri.

Setiap manusia harus memiliki optimisme dalam menjalani kehidupan. Dengan sikap optimis, langkah kita akan tegar menghadapi setiap cobaan dan menatap masa depan penuh dengan keyakinan. Karena garis kehidupan setiap manusia sudah ditentukan-Nya. Tugas kita adalah hanya berusaha, berpikir dan berdoa. Atau kita harus luruskan niat dan sempurnakan ikhtiar.Sedikitnya, ada tiga pengaruh dari sifat optimisme bagi kehidupan manusia.

Pertama, optimisme dapat menumbuhkan cinta akan kebaikan di dalam diri manusia dan menumbuhkan perkembangan baru dalam pandangannya tentang kehidupan.

Kedua, optimisme mampu mengurangi sejumlah problema dalam kehidupan manusia. Wajah-wajah optimis akan memancarkan kebahagiaan. Tidak saja pada saat mencapai kepuasan, tetapi dalam segala situasi.
Ketiga, orang yang menjadikan sifat optimis sebagai bagian dari kehidupannya, maka akan tumbuh kepercayaan di antara anggota masyarakat. Dan kepercayaan tersebut merupakan sebab yang mendesak dalam memulihkan dan memajukan umat (bangsa) yang sedang “sakit” seperti saat ini.

Setelah kita mampu bersikap optimis, lalu pola pikir kita juga harus dibiasakan berpikir secara positif dan percaya diri. Berpikir positif kepada siapa?

Berpikir Positif Kepada Sang Pencipta


Setiap kejadian, peristiwa dan fenomena kehidupan ini pasti ada sebab musababnya. Artinya segala kejadian di dunia ini telah Allah atur dengan secermat-cermatnya. Tinggal bagaimana kita menyikapi setiap kejadian itu melalui akal dan pikiran yang dilandasi dengan ilmu-ilmu Allah.
Jadi, tugas kita, hanya berpikir dan membaca. Ada apa dibalik semua itu? Lalu, kita mengambil pelajaran dari setiap kejadian tersebut dan selanjutnya mengamalkan yang baiknya dalam perilaku keseharian.

Berpikir Positif Terhadap Diri Sendiri


Setiap manusia, dilahirkan sebagai pribadi yang unik. Karena bagaimanapun wajah dan sifat kita mirip dengan orang lain. Tapi, yang jelas ada saja perbedaan antara keduanya. Sifat dan pribadi unik itu, harus kita jaga. Itu adalah potensi positif, modal dasar untuk mencapai keleluasaan langkah kita dalam menjalani kehidupan ini. Bagaimana orang lain akan menjunjung kita, kalau diri kita sendiri meremehkan dan tidak ‘mengangkatnya’.
Selain itu, kita juga harus yakin bahwa kita dilahirkan ke dunia ini sebagai sang juara, the best. Fakta membuktikan, dari berjuta-juta sel sperma yang disemprotkan Bapak kita, tetapi ternyata yang mampu menembus dinding telur Ibu kita dan dibuahi, hanya satu. Itulah kita, “sang juara”. Hal ini, kalau kita sadari akan menjadi sebuah motivasi luar biasa dalam menjalani hidup ini.

Berpikir Positif Pada Orang Lain

Orang lain itu, manusia biasa sama dengan kita. Dia mempunyai kesalahan dan kekhilafan. Yang tentu hati nuraninya tidak menghendakinya. Pandanglah, orang lain itu dari sisi positifnya saja dan menerima sisi negatifnya sebagai pelajaran bagi kita.
Belajarlah dari seekor burung Garuda. Ia mengajarkan anaknya untuk terbang dari tempat yang tinggi dan menjatuhkannya. Lalu jatuh, diangkat lagi dan seterusnya sampai ia bisa terbang sendiri. Hati Garuda juga bersih, tidak mendendam. Ia kalau waktunya bermain “cakar-cakaran”. Tapi, kalau di luar itu ia akur, damai kembali.

Berpikir Positif Pada Waktu


Setiap manusia diberi waktu yang sama, dimana pun dia berada. Sebanyak 24 jam sehari atau 86.400 detik sehari. Waktu itu, ingin kita apakan? Kita gunakan untuk tidur seharian, kerja keras, mengeluh, berdemontrasi, bergunjing, santai, menuntut ilmu, menolong orang lain, melamun, ibadah, dan lainnya. Waktu itu tidak akan protes. Yang jelas, setiap detik hidup kita akan diminta pertanggungjawabannya kelak. Bagi mereka yang biasa mengisi waktunya dengan amal-amalan saleh/kebaikan dan berada dalam keimanan, maka ia akan memperoleh kehidupan yang lebih baik.

Jumat, 04 September 2009

Malam Penuh Rahmah

Malam ini malam bulan purnama, Dan menurut aku Zibe Oman merupakan malam yang indah. Sehingga di Blog PERJALANAN ini aku posting dengan judul MALAM PENUH RAHMAH. Kenapa demikian...????? karena jawabnya ada di sini............ apaan itu? tiada lain adalah untuk memperlancar pengetahuan tentang belajar Seo agar bisa nongol di google search.

Malam ini aku melihat bulan dan bintang berdampingan di langit yang mengerudungiku.
Dalam desau angin yang mengirim pesan-pesan cinta-Nya.
Kutanya pada bulan yang separuh itu, 'Apa kabarmu? Lama tak bersua.
Aku rindu purnamamu. Aku rindu cahayamu memenuhi pelataran malamku.'

Bulan hanya tersenyum dan memandangku dengan cahayanya yang putih perak.
'Aku akan datang untukmu. Mempersembahkan lukisan cinta-Nya bagi mereka yang mau merenungi keindahan-Nya. Aku akan datang sebagai purnama yang menerangi jalan gelapmu.
Namun aku pun hanyalah makhluk yang hanya diberi sedikit waktu sampai suatu ketika Dia mengambilku kembali, dan menjadikanku kepingan-kepingan kecil dan terbang bersama angin.'

Kemudian aku bertanya pada bintang, 'Tubuhmu begitu kecil dan mungil di mataku, tapi kamu memiliki sinar yang jauh lebih berkilau dibandingkan cahaya mataku. Dan kamu tak pernah mengeluh dalam kesendirianmu.'

Bintang itu berkedip seraya berbisik..
'Dia telah menjadikanku sesuatu yang bercahaya. Aku tidak ingin membiarkan sesuatu di bawahku tampak gelap dan kehilangan arah. Karena itulah aku membiarkan cahayaku sampai ke tempatmu dan membimbingmu saat tersesat. Tapi aku hanyalah makhluk yang memiliki keterbatasan waktu, hingga Dia mengambil kembali cahaya itu dariku.'

Angin berhenti berhembus.
Di bilik sunyi aku merenung..
Ya Alloh, di balik bulan dan bintang malam ini Kau sisipkan pesan-Mu..
Betapa suatu saat nanti alam ini akan aku tinggalkan.
Tak akan ada lagi purnama merekah yang menerangi pelataran rumahku, tak akan ada lagi gugusan bintang di atas kepalaku.
Sebab mereka pun akan hancur bersama alam buana ini menghadap-Mu.
Ya Rabbi ..
Jadikan aku hamba-Mu yang senantiasa bersyukur dan memikirkan tanda-tanda kebesaran-Mu Nan Agung..